LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN IV
ANALISIS
GRAVIMETRI
O L E H
NAMA :
SARTINI
STAMBUK :
F1C1 11 046
KELOMPOK :
II
ASISTEN PEMBIMBING : MUHTAR
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan
jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan dengan cara
pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah analisis kuantitatif
berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam analisis ini, unsur atau
senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian
terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa
yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga
dapat diketahui beratnya tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis
selanjutnya dihitung dari rumus senyawa atau berat atom penyusunnya.
Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik
adalah penimbangan. Analitnya secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain
dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang
paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari
pengganggu-pengganggunya.
Analisa gravimetri merupakan suatu
cara analisa kimia kuantitatif yang didasarkan pada prinsip penimbangan berat
yang di dapat dari proses pemisahan analit dari zat – zat lain dengan metode
pengendapan. Zat yang telah diendapkan ini disaring dan dikeringkan serta ditimbang
dan diusahakan endapan itu harus semurni mungkin. Untuk memisahkan endapan
tersebut maka sangat dibutuhkan pengetahuan dan teknik yang cukup yang wajib
dimiliki seorang enginer.
Saat ini sudah semakin luas
aplikasinya, misalnya pada penentuan fraksi-fraksi dari minyak bumi, penentuan
kadar air dari berbagai produk seperti hasil pertanian, minyak bumi, minyak
goreng, dan gas alam, elektrogravimetri, dan thermal gravimetri. Dilihat dari
betapa pentingnya analisa gravimetri, maka untuk itu dilakukan percobaan
analisa gravimetri ini.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam suatu senyawa ?
2. Bagaimana
menentukan kadar besi dalam suatu sampel secara gravimetri ?
3. Bagaimana
menentukan kadar sulfat dalam sampel sebagai gravimetri ?
C. Tujuan
Percobaan
Tujuan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam suatu senyawa.
2. Untuk
menentukan kadar besi dalam suatu sampel secara gravimetri
3. Untuk
menentukan kadar sulfat dalam sampel sebagai gravimetri.
BAB II
LANDASAN TEORI
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu
zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen
dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri
adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsure atau senyawa tertentu.
Bagian terbesar dari penetuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi
unsur atau radikal kesenyawaan murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Metode gravimetrik memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor
pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan (Khopkar, 1990).
Analisis gravimetri merupakan
salah satu bagian dari kimia analitik. Langkah pengukuran pada cara gravimetri adalah
pengukuran berat, analit secara fisik dipisakan dari semua komponen lainnya
maupun dari solvennya. Pengendapan merupakan teknik yang secara luas digunakan
untuk memisahkan analit dari gangguan-gangguan (Underwood, 1981).
Metoda gravimetri adalah suatu metoda analisis secara kuantitatif
yang berdasarkan pada prinsip penimbangan. Analisis gravimetri digunakan pada
beberapa bidang diantaranya untuk mengetahui suatu spesies senyawa dan kandungan-kandungan
unsur tertentu/molekul dari suatu senyawa murni yang diketahui berdasarkan pada
perubahan berat. Analisis kandungan air didalam uranium oksida dengan metoda
gravimetri (ASTM C-696) menggunakan alat microprocessor oven. Air terserap
secara fisika oleh suatu bahan padat danbukan membentuk ikatan kimia dalam
suatu bahan dapat dilepaskan lagi dengan cara membentuk uap. Pelepasan air ini
sangat tergantung pada suhu dan waktu (Okdayani, 2010).
Sulfat di dalam senyawa organik
terdapat sebagai thiophenols dan thiophenes. Batubara dengan
kandungan sulfur
tinggi ketika dibakar akan terbentuk sulfur dioksida yang dapat menyebabkan polusi di
dalam udara. Ada beberapa metoda analisis sulfat, yaitu pertama metoda gravimetri, sangat
tergantung pada konsentrasi Sulfat yang ada dalam larutan, untuk konsentrasi
yang kecil akan terbentuk endapan koloid (sangat halus) sehingga endapan yang
terbentuk susah dipisahkan (sulit penyaringannya) selain hal di atas waktu
pengerjaan dengan gravimetri cukup lama. Kedua, metoda titrimetri, perlakuannya
(preparasi dan analisisnya) dilakukan secara konvensional butuh waktu yang lama
dan dibutuhkan indikator untuk penentuan end point nya. Dan ketiga, metoda
potensiometri, waktu lebih cepat dibandingkan dengan kedua metoda di atas dan
tanpa indikator, caranya sama dengan titrimetri bedanya penentuan titik
akhirnya (end point) menggunakan elektroda ion selektif kalsium (Yudhi, 2009).
Metoda gravimetri adalah metoda
absolut (primer) yang digunakan untuk mengetahui kadar suatu zat berdasarkan
persenyawaan murni yang hilang dan yang terbentuk. Thorium yang ditetapkan
secara gravimetri melalui penimbangan yang menggunakan neraca yang terkalibrasi
(traceable), pelarutan yang digunakan adalah campuran asam nitrat dengan
asam fluorida (2500 ml : 1 ml), penambahan fluorida dalam jumlah kecil yang dapat membantu
mempercepat pembentukan endapan atau pengkristalan pada sampel yang mengandung
logam Thorium. Penambahan asam oksalat jenuh dapat membantu dalam pembentukan
endapan menjadi Thorium oksalat dan gas NO2 menghilang dengan adanya
proses pemanasan (Fatimah, et al.,
2009).
Karakterisasi kimia-fisik biosorben
yang diamati meliputi penentuan keasaman permukaan dengan metode analisis
gravimetri, titrasi asam basa, dan spektrofotometri inframerah, dan luas
permukaan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan metode adsorpsi metilen
biru. Pemanfaatannya sebagai biosorben Cd2+ dipelajari dari waktu
setimbang, isoterm adsorpsi, kapasitas adsorpsi, dan pengaruh pH terhadap
kapasitas adsorpsi (Widihati, et al., 2010).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Tempat
dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Selasa, tanggal 04 Desember 2012 di
Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo.
B. Alat dan
Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah :
- Cawan
porselen - Oven pemijar
- Gelas
piala 400 mL -
Erlenmeyer
- Gelas
ukur 25 mL - Neraca analitik
- Corong
pisah -
Eksikator
- Gegep - Penangas air
- Pipet
tetes - Kertas saring
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah :
- HCl
pekat - Larutan BaCl2
- HNO3 - BaCl.XH2O
- Larutan
ammonium - Akuades
- Larutan
ammonium sulfat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Penentuan air Kristal BaCl2.XH2O
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Cawan porselen kosong
|
44,09 gram
|
Cawan porselen berisi BaCl2.XH2O
|
45,59 gram
|
Berat BaCl2.XH2O
|
1,5 gram
|
Berat cawan + isi
setelah pemanasan (konstan)
|
45,40 gram
|
Berat cawan kosong (a) = 44,09 gram
Berat cawan dan sampel (b) = 45,59 gram
Berat cawan + sampel setelah pemijaran (c) = 45,40 gram
BM BaCl2. XH2O =
208 g/mol
=
=
(208 + 18 X ) 1,31 gram
= 208 × 1,5 gram
208 × 1,31 + 18 X
×1,31 =
312 gram
23,58 X = 312 - 272,48
X =
X = 1,67 mol
X ∞ 2
Reaksi :
BaCl2.XH2O BaCl2 + XH2O
BaCl2.2H2O BaCl2 + 2H2O
2.
Penentuan Kadar Besi
Sebagai Besi Oksida
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Besi (II) sulfat + air
|
Larutan bening
|
+ 10 ml HCl 0,1 N
|
Larutan menjadi kuning
|
+ 2 ml HNO3
|
Besi (II) sulfat larut
|
Dipanaskan
|
Larutan berwarna kuning
|
Diencerkan dengan aquades 200 ml
|
Larutan berwarna kuning encer
|
Ditetesi NH3
|
Terbentuk endapan hitam
|
Disaring
|
Endapan hitam
|
Berat sampel = 1 gram
Berat cawan porselin kosong = 44,09 gram
Berat endapan + kertas saring + cawan porselin = 44,545 gram
Berat kertas saring = 1,074 gram
% Fe =
× 100%
=
× 100%
= 61,9 %
3.
Penentuan Kadar Asam
Sulfat Sebagai Barium Sulfat
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
0,3 gram ammonium sulfat
+ aquades 25 ml
|
Warna bening
|
Ditambahkan HCl
Dipanaskan
|
Bening
|
Ditambahakan BaCl2 2%
|
|
Disaring
-
Berat kertas
saring
-
Berat cawan
porselen kosong
-
Berat kristal dan
cawan porselen dan kertas saring
|
Endapan berwarna putih
0,537 gram
44,09 gram
44,445 gram
|
Berat sampel = 0,3 gram
Berat endapan + kertas saring + cawan
porselin = 44,445
gram
Berat kertas saring = 0,537 gram
Berat cawan porselin
kosong =
44,09 gram
% sulfat
=
× 100%
× 100%
= 18,2 %
B.
Pembahasan
Analisis gravimetri adalah proses
isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar
dari penentuan senyawa gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal
senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung berdasarkan rumus senyawa
dan berat atom unsur – unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan
berbagai cara, seperti : metode pengendapan; metode penguapan; metode
elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainya. Pada prakteknya dua metode pertama adalah
yang terpenting, metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya
pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor pengoreksi dapat
digunakan.
Telah kita ketahui bahwa analisis
gravimetri adalah salah satu cara analisis kuantitatif dalam ilmu analitik
yaitu untuk menentukan kadar zat atau bahan dalam suatu sample. Sebagian besar
penetapan pada analisis gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal
yang akan ditetapkan menjadi senyawaan yang murni dan stabil,yang dapat diubah
dengan mudah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang. Lalu bobot atau
radikal itu dengan mudah dapat dihitung dari pengetahuan kita tentang rumus
senyawaannya serta bobot atom unsur-unsur penyusunnya (konstituennya). Jadi,
pengetahuan tentang metode pemisahan penting dan hal inilah yang kita terapkan
dalam percobaan ini.
Prinsip dari percobaan ini adalah
untuk mengetahui berapa molekul air dari BaCl2 yang terhidrat. Pada
hasil penimbangan didapatkan massa sampel yaitu BaCl2.XH2O
sebesar 1,5 gram. Sampel ini kemudian dipijarkan, yang kemudian setelah
didinginkan dan ditimbang didapatkan berat sampel berkurang yaitu menjadi 1,25
gram. Hal ini disebabkan karena terjadi pemisahan molekul air dan BaCl2
pada saat dipanaskan dan dipijarkan. Reaksi yang terjadi yaitu :
BaCl2.XH2O pemijaran BaCl2(s) + XH2O(g)
Jadi, berat sampel yang berkurang itu disebabkan karena BaCl2
sudah tidak terhidrat oleh molekul air dan molekul H2O memisah dalam
bentuk uap/gas. Setelah didapatkan berat BaCl2 yang tidak terhidrat
kemudian kita mengukur jumlah zatnya (mol) dan kita hubungkan dengan jumlah zat
(mol) BaCl2 yang terhidrat oleh molekul air. Dari hasil perhitungan
didapatkan jumlah molekul air yang menghidrat BaCl2 adalah 1,67 mol.
Pada percobaan kedua, sampel yang
digunakan adalah garam besi (II) sulfat yang dipanaskan dalam gelas kimia dengan campuran
HCl . Percobaan ini dilakukan proses
pemanasan dan pemijaran. Setelah pemanasan dan pemijaran, Fe(OH)3
akan membentuk oksida besi yang apabila garam besi tersebut masih dalam bentuk
ferro, maka perlu terlebih dahulu diubah menjadi bentuk ferri seluruhnya. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan bantuan zat pengoksid, misalnya dipanaskan
dengan asam nitrat kemudian diendapan sebagai hidroksidanya dengan penambahan
larutan ammonium sulfat. Dari hasil perlakuan yang
dilakukan diperoleh hasil persen besi (%Fe) adalah 8,1%.
Selanjutnya penentuan kadar sulfat sebagai barium sulfat, pada percobaan ini dilakukan pencampuran antara garam sulfat yang ditambahkan dengan HCl pekat
dan kemudian diencerkan hingga volume tertentu. Larutan garam yang menjadi sampel diasamkan dengan
HCl, lalu dipanaskan dan kemudian secara perlahan-lahan ditambahkan BaCl2
2% hingga barium sulfat mengendap. Endapan berwarna putih. Lalu endapan
tersebut disaring dan dipanaskan lalu dipijarkan. Berat endapan yang diperoleh dari percobaan ini adalah 44,445 gram sehingga
diperoleh hasil persentase dari sulfat.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan,
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
1. Penentuan
air kristal BaCl2.XH2O
dilakukan dengan pemanasan dan pemijaran hingga 800-9000C maka
molekul air yang terikat akan dilepaskan. Dari percobaan ini diperoleh rumus molekul senyawa
tersebut yakni BaCL2.2H2O.
2. Penentuan kadar besi sebagai besi oksida, dilakukan
proses pemanasan dan pemijaran. Apabila garam besi tersebut masih dalam bentuk
ferro, maka terlebih dahulu diubah menjadi bentuk ferri seluruhnya dengan zat
pengoksid.
3.
Penentuan
kadar sulfat sebagai barium sulfat, larutan garam diasamkan dengan HCl, lalu
dipanaskan, selanjutnya dengan perlahan-lahan ditambahkan BaCl2 (5%)
hingga barium sulfat mengendap. Endapan BaSO4 disaring dan dibilas
dengan air, kertas saring dihilangkan dengan pembakaran dan pemijaran. Endapan
dikeringankan,
ditimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Syamsul.,
Rahmiati., Yoskasih. 2009. “Verifikasi Metoda Gravimetri untuk Penentukan
Thorium”. Pusat
Teknologi Bahan Bakar Nuklir – BATAN. Vol. 13. No. 03.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press.
Jakarta.
Okdayani, Yoskasih. 2010. “Penentuan Kadar Air Dalam Serbuk UO2 Dengan Metoda
Gravimetri”. Hasil-hasil Penelitian EBN. Vol. 12. No. 7.
Underwood, A.L, dan Day, R.A., 1981,
Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Widihati, I. A. G., Ratnayani, Oka.,
Angelina, Yunita. 2010. “Karakterisasi Keasaman dan Luas Permukaan
Tempurung KelapaHijau (Cocos nucifera)
dan Pemanfaatannya Sebagai Biosorben Ion Cd2+”. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana.
Yudhi, Noor. 2009. “Penentuan
Konsentrasi Sulfat Secara Potensiometri”. Vol. 2. No.3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar